Ternyata memang benar pepatah "Seseorang akan terasa berarti saat kau kehilangan".
Itu yang terjadi pada kami, setiap kali memutuskan untuk berpisah, semakin kami sadar kalo perasaan cinta itu ada dan ga bisa di bohongi. Untuk kali ini, aku tidak mau jika hubungan berlanjut hanya untuk pacaran lagi, terus nanti putus lagi. Jadi kesepakatan harus ada, dan kesepakatan itu adalah..
# Pernikahan harus sah di mata agama, minimal salah satu agama tanpa mengorbankan agama yang lain. Karena menurut agama Islam (dalam hal ini diwakili oleh KUA) tidak bisa melakukannya, jadi kami memilih pemberkatan melalui gereja (walaupun tidak semua gereja bisa, tapi ada kok yang bisa)
# Masalah agama anak, untuk sementara ikut ibunya (dalam hal ini aku), karena aku akan sering di rumah, sehingga bisa memberi bimbingan agar si anak tidak mendapatkan pandangan yang ekstrim tentang suatu agama. Selain itu, aku juga tidak keberatan jika memang anak ingin belajar agama lain.
Jika memang sudah saatnya, biarkan dia memilih agama apa yang cocok untuknya.
# Setelah menikah, kami ingin langsung lepas dari kedua orang tua. Hal ini untuk menghindari campur tangan dalam masalah keluarga terutama agama.
# Aku harus lebih banyak di rumah, terutama jika sudah punya anak.
# Kami tidak mengadakan resepsi, karena dana yang tipis, lebih baik dibuat beli properti rumah tangga.
Jadi saya mohon doa restu dari semuanya, karena sebentar lagi kami akan mengumumkan kesepakatan ini kepada keluarga besar.
0 komentar:
Posting Komentar