Senin, 20 April 2009

Udah Sepakat Lho..(Beda agama sesion 3)

Ternyata memang benar pepatah "Seseorang akan terasa berarti saat kau kehilangan".
Itu yang terjadi pada kami, setiap kali memutuskan untuk berpisah, semakin kami sadar kalo perasaan cinta itu ada dan ga bisa di bohongi. Untuk kali ini, aku tidak mau jika hubungan berlanjut hanya untuk pacaran lagi, terus nanti putus lagi. Jadi kesepakatan harus ada, dan kesepakatan itu adalah..



# Pernikahan harus sah di mata agama, minimal salah satu agama tanpa mengorbankan agama yang lain. Karena menurut agama Islam (dalam hal ini diwakili oleh KUA) tidak bisa melakukannya, jadi kami memilih pemberkatan melalui gereja (walaupun tidak semua gereja bisa, tapi ada kok yang bisa)

# Masalah agama anak, untuk sementara ikut ibunya (dalam hal ini aku), karena aku akan sering di rumah, sehingga bisa memberi bimbingan agar si anak tidak mendapatkan pandangan yang ekstrim tentang suatu agama. Selain itu, aku juga tidak keberatan jika memang anak ingin belajar agama lain.
Jika memang sudah saatnya, biarkan dia memilih agama apa yang cocok untuknya.

# Setelah menikah, kami ingin langsung lepas dari kedua orang tua. Hal ini untuk menghindari campur tangan dalam masalah keluarga terutama agama.

# Aku harus lebih banyak di rumah, terutama jika sudah punya anak.

# Kami tidak mengadakan resepsi, karena dana yang tipis, lebih baik dibuat beli properti rumah tangga.

Jadi saya mohon doa restu dari semuanya, karena sebentar lagi kami akan mengumumkan kesepakatan ini kepada keluarga besar.

Senin, 13 April 2009

Cinta Fitri Sesion 4???

Aku mungkin adalah satu diantara ribuan penggemar sinetron Cinta Fitri Sesion 3 yang nongol di SCTV setiap jam 8 malam. Bahkan aku sudah mengikuti jalannya cerita ini dari sesion 1, yaitu mulai dari si Fitri (Shireen Sungkar) menjadi tukang jamu, lalu menjadi cleaning servis dan diperebutkan oleh Aldo (Aldi) dan Farel (Teuku Wisnu), dan naik jabatan menjadi sekretaris pribadi dan akhirnya jadi istrinya Farel.

Dari jenjang kariernya aja udah ga masuk akal, iya kan?
Tukang Jamu -> Cleaning Service -> Sekretaris Pribadi -> Istri Farel (Pemilik Perusahaan.
Tapi kok ya masih ta tonton dengan segitunya.. Heran kan?



Jangan heran, karena aku juga ngerasa terhipnotis oleh cerita yang tidak masuk akal itu, tentunya karena peran Mischa (dinda Kanya Dewi) yang culas dan menggemaskan.
Sinetron yang mendapatkan penghargaan sebagai sinetron terfavorit, beserta aktor dan aktris terfavorit versi Panasonic Award ini berakhir dengan tulisan Sampai Jumpa di Cinta Fitri sesion 4. Sebel, kecewa, dan merasa dipermainkan tentunya.

Hebatnya si pembuat cerita, selalu bisa meninggalkan pertanyaan di episode terakhirnya. Sesion 2 dulu berakhir dengan kecelakaan, sebelumnya Fareel dipenjara, dan kali ini hampir semua pemain utama mengalami musibah. Tentunya ini akan menjadi alasan untuk mendapatkan rating yang tinggi jika nanti proses pembuatan Cinta Fitri sesion 4 dimulai.

Dan berita buruknya buat penulis, AKU GA KAN MBELANI LAGI. Kalo nganggur ya nonton, kalo repot ya da dah bye bye.. Emang mau sampe berapa sesion? Apa mau ngalahin rekornya tersanjung yang sampai Tersanjung 7?. ^_^



Minggu, 12 April 2009

Masa Iya Sih Putus..? (Beda Agama) Bag. 2

Dear Diary..
Setelah membaca postingan yang kemarin (Akhirnya Putus Juga..), maupun mendengar langsung dariku, beberapa teman dekatku menyayangkan peristiwa itu. Kalau mau jujur, aku juga menyesal.

Beberapa opini dari mereka mengingatkan komitmen awal yang kami pegang dulu, kalo masalah beda agama, bukankah sebelum jadian semua juga tahu kalo emang beda. Tapi namanya manusia, ada juga opini yang mendukung, karena mereka takut kami memang tidak mampu menjalani hubungan yang riskan pertengkaran itu.



Lama juga aku berpikir, akhirnya ku coba telusuri lagi alasan kami pacaran dulu.
Yang pertama tentunya masalah kepribadian, bisa dibilang kami saling melengkapi. Dia orang yang keras dalam pemikiran, tentunya merindukan orang yang berhati lembut seperti aku (he he.. Ga usah protes ya!!). Jadi, saat salah satu dari kami yang sedang marah, yang lain berusaha meredam.

Lalu yang kedua, masalah agama. Kami yakin dan sepakat, bahwa tidak ada agama yang tidak meyakinkan umatnya bahwa agamanyalah yang paling benar dan paling mengajarkan kebaikkan. Tentunya aku merasa agamaku yang paling benar dan sebaliknya. Tapi, apa hanya dengan meyakini itu ada jaminan masuk surga?. Membunuh adalah hal yang ditentang agamaku dan agamanya. Walaupun demi agama, membunuh tetap salah bukan?. Kalo Tuhan mau, Sang Agung tentunya bisa mencabut nyawa siapapun yang tidak mau menjalankan agama Nya dengan benar. Tapi mengapa banyak umat dari agama lain dan mereka hidup? Dari sini, kami yakin Tuhan punya rencana, yang tidak membutuhkan pembelaan dari umatNya.

Menurut kami, Tuhan sayang pada semua ciptaanNya dan Tuhan hanya ada SATU pada hakekatnya. Apapun agama kita, jika kita mampu bersaing dalam membuat kebaikkan, bukankah itu lebih baik daripada hanya berdebat untuk pendapatkan pengakuan dari manusia?.

Yang ketiga, masalah pendidikan. Terlihat sepele, namun pendidikan mempengaruhi cara pandang dan bersikap terhadap sesuatu. Kalo masalah ini, aku yang meyakinkan dia bahwa pendidikan hanya masalah waktu, tempat dan biaya. Karena, belajar bisa dimana saja dan dengan siapa saja, yang membedakan adalah SELEMBAR KERTAS yang disebut IJAZAH. Dalam kehidupan sehari-hari, pengalaman dan keberuntungan lah yang berperan. Lihat saja berapa SARJANA kita yang masih menganggur hanya karena gengsi?. Buatku, asal dia mau berusaha dan bertanggung jawab untuk hidupnya (mau bekerja gitu dan ga pake gengsi..) itu yang terpenting.

Dari ketiga hal itulah, kami mencoba untuk duduk dan membicarakan dengan lebih bijaksana mengenai hubungan ini. Tentunya dengan berkonsultasi ke beberapa pemuka agama dan mempelajari Hukum di Indonesia tentang pernikahan beda agama, akhirnya kami sepakat untuk meneruskan hubungan ini lagi.

MOHON DOANYA YA... Tunggu Curhat selanjutnya..

Nyontreng jreng di kampungku ^_^


Hayoo, kemarin nyontreng apa?, sebelumnya di otakku tersimpan kata "GAK PENTING DECH". Toh, siapapun yang jadi wakil rakyat, Indonesia tetap begini saja. Tapi karena malu ama tetangga (masa orang berpendidikan ga nyontreng?), akhirnya dengan malas-malasan, aku berangkat ke TPS, untuk menyalurkan aspirasiku.
Sesampainya disana, BUSYEEETTT!! Rame bener!!. Ternyata udah antri, padahal baru jam 8.30. Muncul deh setan yang bisikin, ga usah nyontreng jreng.. Ga di bayar, disuruh antri pisan. Bener juga, nyontreng ga ya?



Tapi malaikat kecilku lebih menang, setelah menyerahkan undangan kepada panitia, sekitar 15 menit kemudian, namaku dipanggil, lalu adik dan ibuku dan kami diberikan surat suara. Di dalam bilik suara, kubuka kertasnya, dan sambil berbisik dalam nama Tuhan, ku contreng partai yang menurutku bisa menampung aspirasiku, yang pasti nassionalis, tidak mewakili suatu agama apapun, dan berpengalaman (lebih baik nyontreng yang dah lama dengan pengalaman buruk daripada yang baru tapi ga pengalaman).

Ternyata seru juga nyontreng kali ini, selain rame, juga ada tantangan untuk memilih satu dari sekian partai. Dan untungnya, dikampungku tidak ada keributan seperti di TiPi. Semua berjalan dengan baik. Masalah siapa yang menang, jujur aku ga peduli. Yang penting ku doakan agar semua yang terbaik untuk bangsa ini, itu yang terjadi. AMIN








Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Flowers and Decors. Powered by Blogger